Mengenal Apa Itu Stunting dan Bagaimana Mencegahnya!

 

Mengenal apa itu stunting, dan bagaimana cara mencegahnya. Simak artikel ini!


pendamping-desa.com-Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting menggambarkan kondisi kurang gizi yang sudah berjalan lama dan memerlukan waktu bagi anak untuk berkembang serta pulih kembali.

Stunting berdampak serius terhadap kualitas hidup anak dalam jangka panjang. Anak yang mengalami stunting cenderung lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko mengidap penyakit degeneratif. Kemampuan kognitif para penderita stunting juga cenderung terhambat sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.

Sayangnya, hingga saat ini prevalensi stunting di Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2023, angka stunting mencapai 30,8% dan menempatkan Indonesia sebagai negara dengan prevalensi tertinggi ketiga di regional Asia Tenggara. Kondisi ini tentu memprihatinkan dan memerlukan upaya serius dari semua pihak untuk mengatasinya.

Yuk, kita bahas lebih jauh mengenai stunting, penyebab, gejala, dampak, hingga upaya pencegahan yang dapat dilakukan. Pemahaman yang baik tentang masalah stunting diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan mendorong peran aktif masyarakat dalam upaya penurunan prevalensi stunting di Indonesia.


Apa Itu Stunting? 

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya.

Menurut WHO, seorang anak dikatakan stunting jika panjang atau tinggi badannya berada di bawah -2 standar deviasi (SD) dari standar pertumbuhan anak yang telah ditetapkan. Stunting terjadi akibat kondisi kurang gizi yang berlangsung lama, umumnya sejak bayi dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

Apa Ciri-Ciri Anak Mengalami Stunting? 

Berikut adalah beberapa ciri-ciri anak yang mengalami stunting:

1. Tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan anak seusianya 

Ciri paling jelas dari stunting adalah postur tubuh anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Perbedaan tinggi badan ini semakin terlihat jelas seiring bertambahnya usia anak.

2. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya 

Anak stunting seringkali memiliki wajah yang terlihat lebih muda dan kecil dibandingkan usia sebenarnya. Hal ini karena keterlambatan pertumbuhan yang dialami.

3. Berat badan tidak naik atau cenderung menurun 

Selain tinggi badan, berat badan anak stunting juga tidak mengalami peningkatan yang sesuai. Bahkan pada beberapa kasus, berat badan anak bisa cenderung turun.

4. Pertumbuhan tulang dan gigi terhambat 

Pada anak stunting, tulang berkembang lebih lambat sehingga terlihat lebih pendek. Pertumbuhan gigi juga mengalami keterlambatan dibandingkan anak normal seusianya.

5. Kemampuan fokus dan memori belajar yang kurang baik 

Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan otak. Anak bisa mengalami gangguan fokus dan daya ingat yang kurang baik sehingga kesulitan belajar.

6. Pubertas yang terlambat 

Anak perempuan dengan stunting berisiko mengalami keterlambatan pubertas dan menstruasi pertama dibandingkan anak perempuan seusianya yang normal.

7. Cenderung pendiam dan kurang aktif bermain 

Anak stunting seringkali terlihat kurang aktif, pendiam, dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitar, terutama saat memasuki usia 8-10 tahun.

8. Mudah sakit dan sering terkena infeksi 

Karena imunitas yang lemah, anak stunting lebih rentan terserang berbagai penyakit dan infeksi dibandingkan anak-anak sehat pada umumnya.

Penyebab Stunting 

Baca Juga: Desa Inklusif

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seorang anak mengalami stunting, antara lain:

1. Asupan Nutrisi yang Tidak Memadai 

Penyebab utama stunting adalah asupan nutrisi yang tidak memadai dalam jangka waktu lama, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Hal ini bisa terjadi karena: 
  • Kemiskinan sehingga tidak mampu menyediakan makanan bergizi;
  • Rendahnya pengetahuan ibu tentang pola makan yang baik untuk bayi dan balita Kurangnya asupan protein hewani, sayur dan buah dalam makanan pendamping ASI (MPASI); 
  • Ketersediaan pangan yang terbatas.
2. Infeksi Berulang 

Anak yang sering mengalami infeksi seperti diare, ISPA, dan penyakit menular lainnya berisiko lebih tinggi mengalami stunting. Infeksi dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan meningkatkan kebutuhan metabolisme tubuh. Infeksi berulang bisa disebabkan oleh:
  • Kebersihan diri dan lingkungan yang buruk; 
  • Tidak mendapatkan imunisasi lengkap; 
  • Keterbatasan akses terhadap pelayanan Kesehatan.
3. Penyakit Bawaan 

Beberapa penyakit bawaan seperti penyakit jantung bawaan, kelainan genetik, dan gangguan metabolisme dapat meningkatkan risiko stunting pada anak. Penyakit-penyakit ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.

4. Faktor Ibu 

Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan selama kehamilan juga berperan penting dalam mencegah stunting. Ibu yang mengalami kekurangan gizi kronis, anemia, atau infeksi selama hamil berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan stunting.

Dampak Stunting Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan produktivitasnya di masa depan. Beberapa dampak serius dari stunting antara lain:

  • Gangguan perkembangan otak dan kecerdasan; 
  • Gangguan pertumbuhan fisik; 
  • Lebih rentan terhadap penyakit; 
  • Peningkatan risiko obesitas dan penyakit kronis di usia dewasa; 
  • Penurunan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia.
Pencegahan Stunting 

Stunting dapat dicegah dengan pemenuhan gizi dan perawatan kesehatan yang optimal sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting antara lain:

1. Pemenuhan Gizi Ibu Hamil 
  • Mengonsumsi beragam makanan bergizi seimbang; 
  • Mengonsumsi suplemen zat besi dan asam folat; 
  • Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif 

Segera menyusui bayi dalam 1 jam setelah lahir Memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lain hingga bayi berusia 6 bulan.

3. Pemberian MPASI Berkualitas 
  • Memberikan MPASI yang kaya nutrisi setelah bayi berusia 6 bulan; 
  • Memperhatikan kebersihan dalam menyiapkan dan memberikan MPASI.
4. Pemantauan Pertumbuhan Balita 
  • Mengukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak secara rutin; 
  • Segera mencari pertolongan jika anak sakit atau pertumbuhannya terhambat.
5. Penyediaan Sanitasi dan Air Bersih 
  • Memastikan ketersediaan air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak; 
  • Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga.
6. Edukasi dan Konseling Gizi 
  • Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang gizi dan pengasuhan yang baik;
  • Melibatkan keluarga dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kesimpulan 

Stunting masih menjadi masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia. Pencegahan stunting memerlukan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, tenaga kesehatan, maupun masyarakat. 

Dengan memahami penyebab dan dampak serius dari stunting, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Pemenuhan gizi dan perawatan kesehatan yang optimal sejak periode 1000 HPK merupakan kunci utama untuk memutus rantai stunting dan mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas.
Lebih baru Lebih lama

Recent in Sports

Facebook